Aku adalah anak perantauan, tingal di kos kosan kecil di Jakarta. aku bekerja sebagai kurir dari sebuah toko online ternama di Indonesia. pekerjaanku ya apa lagi kalau bukan mengantarkan barang kepada pelanggan. sampai akhirnya aku mengantarkan barang ke daerah perbatasan Tangerang Jakarta. Waktu itu aku memang pulang agak malam karena terjebak macet, sampai akhirnya aku melewati jalanan agak sepi. rumput ilalang menjulang tinggi, sepetinya aku tersesat. karena, aku tidak merasa pernah melwati jalan ini ketika mengantarkan barang pesanan pelangganku.
Malam itu angin bertiup kencang, sampai akhirnya tiba - tiba hujan yang memaksaku untuk berteduh. kulihat kanan - kiri memang sudah sepi, hanya ada aku dan beberapa pengendara terlihat melintas menerobos hujan. makin malam hujan makn deras, sampai akhirnya ada beberapa orang ikut berteduh denganku. Cukup lama aku berteduh dengan mereka, kulihat jam tanganku menunjukan jam 10 malam. Awalnya aku belum menaruh curiga kepada kedua orang yang masih berteduh bersamaku. sampai akirnya aku memaksakan untuk menerobos hujan untuk pulang. Mereka berduapun memutuskan untuk menerobos hujan.
Lima menit aku mengendari motor, masih saja jalanan lurus itu terlihat sepi dan tidak ada rumah. sampai akhirnya aku di pepet oleh satu motor yang berisikan dua orang pria yang tadi berteduh bersamaku.
" Ada apa yah bang?" tanyaku kepada mereka sambil mengelap kaca mataku.
" Gak ada apa - apa. gini aja! gue gak mau bertele tele gue mau aman dan kita aman! motor lo kasih kita dan lo aman. " kata mereka kepadaku.
" Maksudnya bang?" tanyaku mengulur waktu
" lo mau rasain celurit kita nacep ke kepala lo?" Ancaman mereka kepadaku.
" Sabar bang! gue juga masih nunggu nih! bentar lagi nanti gue kasih deh motor gue. ikhlas lahir batin" kataku kepada mereka.
" Lo nunggu apaan? di sini gak ada siapa siapa selain kita.!"
" Nih udah dateng baru aja."
Tiba - tiba tangan kananku mengeras seperti baja. seperti merasakan ada sesuatu yang masuk ketanganku.
" apaan yang dateng?" Tanya mereka.
" Golok gue. dari ciomas" kataku bernada berat dan sedikit mengancam
"Lamun sia ngajak gelut jeung aing. aing geus siap. tinggal pilih naon anu pertama nu arek aing sobek. " kataku berbahasa sunda. ( kalau Lo ngajk duel sama gue. gue udah siap. tinggal pilih apa yang pertama yang mau gue sobek.)
" tinggal pilih lo mau sobek di bagian apah"!
tanpa pikir panjang mereka menghujamkan celuritnya ke arahku. entah bagai mana aku menghindar tapi yang pasti aku tak terkena sabetan mereka. temanya yang dari tadi hanya duduk di atas motor hanya asik menonton. mngkin karena untuk berjaga jaga jika ada masa yang datang.
" Bang gue masih kasih lo kesempatan buat tobat. mending kalian pergi aja sebelum golok gue keluar dari tangan gue."
" Gue gak takut!" kata begal yang sambil membabi buta mengantamku.
Sampai akhirnya golok peninggalan kakeku keluar dari tanganku. aku tidak tau prosesnya seperti apa. yang pasti goloku sudah berada di genggamanku.
" Sori bang. malam ini malam terburuk lo" kataku sambil menebaskan goloku ke arah kepalanya yang masih terbungkus helm.
Satu tebasan tepat di tengah kepala, langsung mengantarkan begal itu ke alam yang berbeda. darahnya tak keluar golokupun bersih tanpa noda. dan langsung menghilang ketika duel itu selesai. dan akupun langsung pulang ke kosanku dan berusaha melupakan kejadian itu dengan cara tidur cepat.
Cerita ini hanya fiksi, hanya untuk memperkenalkan salah satu warisan budaya Banten.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Haloha, tengs udah berkunjung ke bolg saya komen yang sopan biar semua senang.